Istilah inner child belakangan sedang marak diperbincangkan. Banyak pendapat yang menyebut bahwa inner child adalah sikap anak-anak yang dapat terbawa hingga dewasa. Ada pula pendapat yang mengungkapkan bahwa inner child merupakan rangkaian peristiwa di masa lalu yang dapat menentukan bagaimana diri kita di masa depan. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan inner child dan bagaimana pengaruhnya pada sikap kita saat dewasa?
Apa Itu Inner Child?
Menurut psikologi populer, sejumlah ahli menggambarkan konsep inner child sebagai sifat atau sikap kekanak-kanakan yang dimiliki setiap orang. Hal ini dapat berbeda bagi setiap orang karena pengalaman yang dirasakan setiap anak-anak berbeda.
Istilah inner child kemudian diungkapkan sebagai bagian dari pribadi Anda yang tetap menjadi anak-anak meskipun Anda telah tumbuh menjadi dewasa. Dilansir dari Healthline, inner child digambarkan sebagai pengalaman hidup yang merekam semua perasaan yang dialami semasa kecil termasuk rasa bahagia, luka dan trauma yang dialami. Perasaan inilah yang tanpa disadari ikut membentuk perilaku dan perasaan individu ketika tumbuh dewasa.
Pengaruh Inner Child pada Sikap saat Dewasa
Sebagian dari Anda mungkin masih mengingat masa kecil yang penuh kebahagiaan, kepolosan, kebebasan dan tidak memiliki beban. Tetapi tidak semua anak memiliki masa kecil yang bahagia. Tak sedikit anak yang harus mengalami berbagai luka dan trauma di masa kecil.
Dalam kaitannya dengan konsep inner child, kenangan bahagia yang tersimpan dalam inner child seseorang dapat menjadi sumber kebahagiaan dan sumber kekuatan seseorang. Pengalaman dan rasa bahagia di masa kecil memegang peranan penting dalam perkembangan seseorang ketika menuju dewasa. Sebaliknya, ketika trauma dalam inner child terus terbawa hingga dewasa, luka dan perasaan negatif ini akan selalu terbawa hingga Anda menyadari luka tersebut dan menyembuhkannya.
Dilansir dari Psychology Today, luka yang Anda rasakan di masa kecil tanpa disadari membentuk perilaku ketika dewasa. Beberapa tanda sikap Anda saat ini dipengaruhi oleh inner child yang terluka antara lain:
1. Mudah marah atau kecewa ketika keinginan Anda tidak dituruti
Sikap ini menyebabkan orang-orang di sekitar atau pasangan Anda akan memberi apa yang Anda inginkan hanya karena takut dengan kemarahan Anda. Dalam hubungan asmara maupun pekerjaan, situasi ini dapat berkembang menjadi hubungan yang tidak sehat (toxic relationship).
2. Selalu berusaha menyenangkan semua orang
Kebiasaan berusaha menyenangkan orang lain dapat muncul dari trauma masa lalu akibat bullying. Akibatnya, Anda tumbuh menjadi orang yang menghindari konflik, takut tidak diterima orang lain sehingga selalu mencoba menyenangkan semua orang.
3. Memiliki rasa percaya diri yang rendah
Ada banyak penyebab mengapa anak memiliki rasa percaya diri yang rendah. Beberapa di antaranya adalah minimnya dukungan orang tua, terlalu sering menerima kritik, selalu dibanding-bandingkan dengan anak lain dan dibebani ekspektasi yang terlalu tinggi. Anak-anak tidak diberi kesempatan untuk belajar dari kesalahan sehingga tumbuh menjadi pribadi yang takut mencoba hal baru dan tidak yakin akan kemampuan dirinya sendiri.
4. Tidak bisa menerima kritik.
Tidak semua orang bisa menerima kritik atau komentar negatif dengan bijak. Beberapa orang yang memiliki masa kecil yang buruk akibat tidak pernah didengar pendapatnya dapat tumbuh menjadi pribadi yang sulit menerima kritik.
5. Sering mengkritik diri sendiri
Biasanya sikap ini muncul akibat ekspektasi orang tua pada anak sehingga menyebabkan anak berusaha menjadi pribadi yang perfeksionis. Jika dibiarkan, perasaan ini dapat memunculkan sikap kurang bersyukur dan tidak mengasihi diri sendiri. Untuk itu, tak apa sesekali mengkritik diri sendiri namun kenali batas wajarnya.
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa luka atau trauma yang timbul di masa anak-anak dapat terbawa hingga dewasa. Luka ini dapat disebabkan oleh pola asuh orang tua, maupun faktor lainnya seperti tindakan bullying. Jika Anda menyadari sikap tersebut disebabkan oleh trauma di masa kecil, maka cobalah untuk berdamai dengan luka inner child Anda. Bila Anda membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog yang Anda percaya.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina